27 November 2013

Sukses Menjadi Seorang Ayah

Kebanyakan orang berpikir bahwa cinta dan perhatian seorang ibu saja sudah cukup untuk merawat dan membesarkan anak. Tetapi ternyata cinta seorang ayah juga tidak kalah pentingnya bagi perkembangan anak.

Peneliti Profesor Ronald Rohner menyatakan bahwa cinta ayah merupakan kunci sukses perkembangan anak dan berharap temuannya akan memotivasi lebih banyak ayah untuk terlibat dalam merawat anak-anaknya.

"Selama ini seorang ayah berpikiran bahwa posisinya dalam merawat anak adalah sebagai dukungan secara finansial terhadap keluarganya, tetapi hal ini tidak diperlukan untuk perkembangan sehat anak-anak," kata Profesor Rohner seperti dilansir dari dailymail, Kamis (14/6/2012).


Anda harus mulai menjauhi pikiran yang salah tersebut dan menyadari pengaruh ayah terhadap perkembangan anak sangat besar, bahkan terkadang lebih besar daripada ibu. Kesimpulan ini disampaikan setelah Profesor Rohner memeriksa data dari studi ketika anak-anak dan orang dewasa diberi pertanyaan seberapa besar rasa cintanya terhadap orang tuanya.

Banyak masalah perilaku karena pengaruh ketidakdekatan anak dengan ayahnya tersebut yang terbawa ke masa dewasa. Penelitian ini kemudian diterbitkan dalam jurnal Personality and Social Psychology Review.

Cinta seorang ayah sama pentingnya dengan cinta seorang ibu, bahkan pada beberapa kasus mungkin cinta ayah lebih penting. Salah satu alasannya mungkin adalah anak lebih menghormati dan lebih segan terhadap sosok seorang ayah.

Sehingga jika ayah tidak berusaha dekat dengan anaknya dan malah bersikap dingin, hal ini akan lebih menyakitkan bagi kesehatan mental dan psikologi anak. Sikap penolakan oleh ayah di masa kecil memiliki efek yang kuat dan konsisten pada pembangunan kepribadian seseorang

"Anak-anak yang merasa tidak dicintai cenderung menjadi cemas, tidak aman, memicu kemarahan dan kebencian serta dapat menyebabkan anak menutup diri secara emosional dalam upaya untuk melindungi diri dari sakit hati yang lebih lanjut," kata Profesor Rohner.


Hal ini dapat membuat anak kesulitan dalam bergaul dan membentuk hubungan dengan orang lain. Anak bisa menderita rendah diri dan kesulitan untuk menangani situasi stres. Tidak seperti sakit secara fisik, orang yang pernah memiliki masalah psikologis dapat menghidupkan kembali rasa sakit emosional akibat bahkan setelah bertahun-tahun.

Berikut 7 konsep praktis untuk menjadi orangtua yang sukses mendidik anak, seperti dilansir dari naturalnews, Senin (18/6/2012) antara lain:


Jadilah konsisten


Anak selalu ingin tahu hal-hal baru yang masih asing baginya dan akan menanyakan banyak hal kepada Anda. Sebagai orang tua, Anda harus konsisten terhadap jawaban Anda. Jangan sekali-kali menjadi orang tua yang plin-plan ketika menjawab pertanyaan anak yang dilontarkan berulang kali.

Tetapkan batas


Batasan disini dapat berupa peraturan maupun proteksi fisik terhadap anak. Menurut Jim Cunningham, seorang penulis, penelitian pengaruh pagar pembatas taman bermain di sekolah terhadap anak.

Ketika pagar dihilangkan, anak-anak cenderung cemas dan meras tidak aman dalam bermain. Ketika keesokan harinya pagar tersebut kembali di pasang, anak merasa aman kembali dan bermain dengan bebas di taman.

Sama seperti proteksi fisik tersebut, dalam hati anak juga merasa tidak ingin hidup di dunia tanpa batas. Anak-anak ingin orang tuanya menetapkan batasan untuk melindungi, memelihara dan membimbing dirinya hingga menjadi dewasa.


Jangan memaksa anak menjadi seperti diri Anda


Seringkali orang tua menganggap bahwa anak-anaknya merupakan versi kecil dari dirinya. Orang tua cenderung memperlakukan anaknya sesuai dengan apa yang diinginkannya ketika masih kanak-kanak.

Padahal anak Anda tentu berbeda dengan Anda ketika muda karena perbedaan generasi dan lingkungan juga yang mempengaruhi sifat anak. Harapan orang tua tersebut biasanya hanya mengarah pada kekecewaan karena tidak sesuai dengan bayangan Anda.

Mendorong perilaku positif pada anak


Orang tua hendaknya mencari tau hal-hal baik dan yang tidak pada anak. Kemudian Anda perlu mendorong perilaku positifnya dengan cara memberikan pujian dan sebagainya.


Memberikan sedikit hukuman terhadap kesalahan anak


Jika anak melakukan kesalahan sekali atau dua kali, Anda hanya perlu menasehatinya saja dan memberitahu hal yang benar. Tetapi jika kesalahan anak tersebut terus diulangi, Anda dapat memberikan sedikit hukuman yang sifatnya positif seperti mengurangi jam bermainnya di luar. Hal ini akan membuat anak Anda berpikir ulang untuk melakukan kesalahan yang sama.

Jangan timbulkan kesenjangan antara kedua orang tua


Jika ibu mengatakan tidak dan ayah mengatakan iya, anak akan cenderung mendekat ke ayah karena mendapatkan apa yang diinginkannya. Orang tua harus sepaham dalam mengajar dan mendidik anak.

Tujuannya adalah agar tercipta kestabilan dalam keluarga. Ini mungkin sulit jika anak dihadapkan dalam situasi perceraian, tetapi demi anak-anak kedua orang tua harus mengesampingkan perbedaan dan sepaham.

Jaga perilaku Anda


Anak-anak cenderung megikuti perilaku orang tuanya. Jika Anda berbohong, menipu, mengumpat, mencuri, atau bahkan membuat pilihan gaya hidup yang tidak sehat, anak cenderung berpikir bahwa tidak apa-apa jika melakukan hal yang sama dengan orang tuanya.


jadilah seorang ayah yang super hebat untuk anak yang anda sayangi dan cintai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar