29 Januari 2014

Cara Membuat Anak Tumbuh Menjadi Pribadi Yang Bahagia

Bila ditanyakan pada setiap orang tua, hal apa yang paling mereka inginkan dari anak-anaknya, jawabannya tentulah kebahagiaan bagi sang anak. Segala upaya, cucuran keringat, dan setiap langkah yang dilakukan orang tua salah satunya adalah demi mewujudkan kebahagiaan untuk anak-anaknya.

Orang tua memang tak hanya mengharapkan anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang pandai, namun sudah menjadi keinginan terbesar bagi orang tua bila dapat melihat anak tumbuh menjadi pribadi yang bahagia.

Lalu, seperti apa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk membuat anaknya bahagia? Apakah dengan memberikan berbagai barang bagus? Mengikuti setiap permintaan anak atau bagaimana? Jawabannya adalah dengan cara pola pengasuhan yang benar, maka anak-anak Anda akan tumbuh menjadi pribadi yang bahagia. Kuncinya terletak pada gaya parenting orang tua, karena pengaruh lingkungan dimana anak tumbuh dan berkembang adalah faktor yang paling besar berperan dalam membentuk kepribadian dan mental seorang anak.
Pola pengasuhan apa saja yang perlu diterapkan orang tua untuk membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang bahagia?

Anda harus bisa mengenal anak

Banyak orang tua yang merasa bahwa mereka telah mengenal anak-anak mereka. Namun, faktanya sebagian besar orang tua hanya telah €œmerasa€ mengenal anak, bukan benar-benar mengenal anak-anak mereka. Orang tua selalu beralasan melakukan apapun atau bahkan mungkin memerintahkan berbagai hal kepada anak demi kebaikan dan kebahagiaan anak. Padahal mereka tidak tahu hal apa yang sebenarnya diinginkan dan apa yang terbaik untuk anak-anaknya.

Sebagai orang tua seharusnya Anda dapat benar-benar mengenal anak. Mengenal apa yang menjadi kelebihan dan kekurangannya, mengenal seperti apa karakter anak. Mengarahkan hal-hal yang bisa membangkitkan potensi anak dan mendukung aktivitas positif yang membahagiakan anak, bukan yang hanya membahagiakan Anda. Kenali anak Anda sebagai makhluk unik yang tidak sama dengan teman atau saudaranya yang lain. Jangan membanding-bandingkan anak Anda dengan orang lain.

Mungkin saja anak Anda memang bukan seorang yang pandai di bidang matematika namun bisa jadi ia pandai dalam hal menggambar. Mungkin saja anak Anda pemalu dan bukan orang yang ahli dalam hal berbicara di depan umum, namun bisa jadi ia sangat kreatif dan memiliki daya imajinasi tinggi. Kenali benar-benar apa yang menjadi kelebihan anak, terima dan perbaiki apa yang menjadi kekurangannya dan jangan memaksakan kehendak kepada anak. Dengan begitu, Anda sudah mengajarkan kepada anak bagaimana cara untuk bisa menikmati hidup dan menjadi pribadi yang bahagia.

Jangan selalu mengharapkan anak untuk sempurna

Tak ada orang yang sempurna, termasuk anak. Setiap anak pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun sayang, tidak sedikit orang tua yang tidak menyadari hal tersebut. Banyak diantara orang tua yang tanpa sadar selalu mengharapkan anaknya untuk menjadi yang “sempurna”, menjadi yang “terbaik”. Padahal hal tersebut belum tentu menjamin kebahagiaan anak.

Orang tua biasanya terus-menerus menekan anak untuk mendapatkan hasil yang paling sempurna. Hasil ujian harus 10. Ikut lomba harus menang, setiap semester harus jadi juara kelas. Oke, bila anak Anda bisa mencapainya. Namun bagaimana bila anak tidak bisa mencapainya? Haruskah orang tua terus-menerus menekan anak agar ia bisa mencapai standar sempurna yang diinginkan orang tua? Jika demikian yang Anda lakukan, maka Anda bukan mendidik anak, melainkan Anda hanya membesarkan anak menjadi apa yang Anda mau.

Kebiasaan orang tua yang selalu menginginkan anak untuk sempurna tidak hanya memberikan tekanan mental bagi anak sehingga membuat anak menjadi stress, namun juga dapat mengganggu perkembangan mental anak untuk terbiasa melakukan cara apapun agar bisa mendapatkan apa yang dinamakan “terbaik” dan “sempurna” itu. Justru yang perlu Anda lakukan adalah mengajarkan kepada anak untuk bersyukur atas setiap hasil yang telah dicapainya. Bersyukur untuk setiap prestasi dan proses yang telah dilakukannya. Dengan terbiasa bersyukur, anak akan menjadi lebih bahagia. Jauh dari perasaan tertekan, menderita, dan akan lebih positif lagi dalam memandang hidup.

Biarkan anak berekspresi

Yang dimaksud membiarkan anak berekspresi di sini bukanlah membiarkan anak melakukan apapun yang mereka sukai. Namun meberikan ruang dan kesempatan kepada anak untuk mengeskpresikan apa yang menjadi keinginan dan cita-citanya. Mengeskpresikan ide-ide kreatifnya, mengekspresikan suara dan pendapatnya. Hal ini baik untuk semakin mengasah daya kreativitas anak. Anak juga menjadi tidak tertekan, lebih bahagia, dan bisa menikmati pilihannya. Andaikan pun pilihan anak salah, bukan berarti Anda harus menghakimi anak. Bukankah seseorang untuk bisa menjadi “pandai” dan “lebih baik” itu harus melewati sebuah proses? Jatuh dan salah adalah salah satu proses dalam kehidupan agar bisa bermetamorfosis menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Ada orang yang berpendapat bahwa mendidik anak layaknya bermain layang-layang. Terkadang harus ditarik, ditahan, dan terkadang harus sedikit dilepas (diulur) agar bisa lebih tinggi. Bila analoginya demikian, mendidik anak berarti sebaiknya juga sedikit dilepas (dibiarkan berekspresi), ada kalanya harus ditahan dan ditarik bila apa yang dilakukan anak memang bisa membahayakan anak. Intinya, anak menjadi lebih pandai, lebih berani, dan lebih tahu apa yang diinginkannya bila ia dibiarkan untuk berekspresi. Bila anak sudah tahu apa yang menjadi tujuan dan pilihannya, maka ia akan lebih bisa menikmati hidupnya dengan bahagia.

Menjaga kedekatan dan kehangatan hubungan orang tua-anak

Hubungan yang dekat antara anak dan orang tua merupakan modal yang sangat penting bagi anak untuk bisa menapaki kehidupannya kedepan. Kedekatan dan kehangatan hubungan orang tua dan anak akan menciptakan kelancaran komunikasi antara orang tua-anak. Sehingga, saat anak menghadapi problem dan kendala dalam hidupnya, orang tua tidak berdiri di hadapan anak melainkan berdiri di dekat anak layaknya seorang sahabat.

Adalah penting bagi orang tua agar anaknya juga bisa menjadi sahabatnya. Bayangkan akan menjadi lebih berbahaya bila anak cenderung lebih percaya pada temannya, dan bersikap tertutup kepada Anda karena hubungan Anda dengan anak yang memang tidak dekat. Kedekatan dan kehangatan dengan anak juga akan menumbuhkan rasa aman dalam diri anak. Perasaan aman dan nyaman tersebut membuat anak menjadi lebih positif dan lebih bahagia dalam hidup.

Jaga kesehatan mental Anda dan anak Anda

Menjadi orang tua itu memang tidaklah mudah. Mendidik dan membesarkan anak bukanlah perkara yang gampang. Adalah wajar bila terkadang ada orang tua yang merasa depresi, tertekan karena beban berat yang di pikulnya sebagai orang tua.

Belum lagi ditambah berbagai problem dalam hidup seperti tuntutan memenuhi kebutuhan ekonomi, masalah pekerjaan atau masalah lainnya tak jarang membuat orang tua stress. Bila memang hal tersebut yang terjadi pada Anda, segera atasi dan jangan dibiarkan berlarut-larut, karena hal tersebut bisa mengganggu kesehatan mental Anda dan pada akhirnya juga bisa mengganggu kesehatan mental anak Anda.

Orang tua yang depresi biasanya juga tanpa sadar menerapkan pola didik/parenting yang negatif kepada anak. Orang tua yang depresi biasanya juga cenderung akan memperlihakan contoh-contoh yang buruk kepada anak. Hal seperti ini tentunya akan berpengaruh pula pada perkembangan mental anak. Sebisa mungkin jagalah selalu kesehatan mental Anda dan tentunya anak Anda bila Anda menginginkan anak tumbuh lebih sehat, ceria dan bahagia.

Memelihara keharmonisan Ayah dan Ibu sebagai pasangan

Keharmonisan orang tua sebagai pasangan juga berperan penting untuk mewujudkan kebahagiaan anak. Banyak kasus anak tumbuh menjadi pribadi yang terganggu secara psikologis akibat keretakan hubungan atau bahkan perceraian orang tua. Bila setiap hari yang disuguhkan kepada anak adalah pertengkaran dan perselisihan orang tua tentunya hal itu pulalah yang akan tertanam dalam diri anak dan menjadi contoh bagi anak untuk cenderung mudah melakukan pertengkaran dan perselisihan. Kehangtan dan kebahagiaan suasana dalam keluarga tentunya penting dan bermanfaat positif bagi perkembangan mental dan psikologis anak.

Ajari anak tentang kasih sayang

Ajarkan kepada anak tentang kasih sayang dan bagaimana caranya memberi kasih sayang. Tunjukkan cinta dan kasih sayang kepada anak Anda setiap hari. Jangan ragu untuk mengucapkan kata-kata sayang kepada anak Anda. Jangan hanya sekedar merasa sudah mencintai anak, namun pastikan bahwa anak Anda tahu dan merasakan bahwa dirinya dicintai oleh Anda. Hal ini tentunya bisa membuat anak menjadi pribadi yang bahagia karena merasa dicintai dan diterima. Menjalin kedekatan dan kehangatan hubungan antara orang tua-anak juga merupakan salah satu cara orang tua untuk mengajari anak tentang cinta dan kasih sayang.

Dengan mengajari anak cinta dan kasih sayang, Anda juga telah mengajarkan kepada anak bagaimana caranya memberi kasih sayang untuk orang lain (sesama) dan untuk dirinya sendiri. Secara psikologis, mencintai merupakan hal yang dapat membuat kita merasa bahagia. Karena saat kita mencintai, tubuh akan melepaskan oksitosin, hormon yang bisa membuat kita merasa nyaman, tenang, dan bahagia.

Anak juga perlu dibiasakan untuk mencintai dirinya sendiri. Tentu yang dimaksud di sini bukanlah egosentri atau mencintai diri sendiri secara berlebihan. Melainkan adalah menghargai dan menghormati dirinya sendiri. Anak yang juga mencintai dirinya sendiri tidak akan mudah depresi saat mengalami suatu masalah. Ia juga tidak cenderung menyalahkan diri sendiri atau bahkan melakukan tindakan yang cukup ektrim sampai bunuh diri atau narkoba misalnya saat menghadapi masalah.

Anak yang mencintai dirinya sendiri akan menjadi lebih bahagia dan bisa menikmati hidupnya. Ia mampu menyadari bahwa dirinya adalah makhluk yang perlu dibahagiakan bukan dizholimi dengan berbagai tekanan dan hal negatif yang bisa merusak diri akibat masalah apapun yang dihadapinya.

Anak yang bisa mencintai dan menyayangi dirinya sendiri akan melihat tantangan sebagai kesempatan untuk bisa semakin maju kedepan bukan rintangan yang akan menyurutkan langkahnya. Anak yang mencintai dan menyayangi dirinya sendiri akan lebih berfokus pada solusi saat dihadapkan pada masalah bukan pada beratnya masalah itu sendiri.

Banyak bermain dengan anak

Dunia anak adalah dunia bermain. Dengan bermain anak akan menjadi lebih ceria dan bahagia. Dengan bermain pun anak akan menjadi pintar dan kreatif karena ia bisa belajar banyak hal dari aktivitasnya saat bermain. Permainan yang dibutuhkan anak bukan hanya aneka permainan atau barang-barang yang katanya edukatif untuk anak. Anak-anak juga butuh Anda, orang tuanya sebagai mainan favorit yang paling disukainya. Dengan banyak bermain dengan anak, Anda akan menciptakan anak yang bermental sehat, ceria, gembira, jauh dari stress, dan tentunya lebih cerdas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar